Rabu, 06 Februari 2008

SEMANGAT BERJUANG di JALAN ALLAH SWT




Masih ingat kenapa sampai lahirnya KAMMI? Pergolakan politik dengan segala penderitaan yang rakyat rasakan nampaknya tidak trtahankan bak gunung merapi yang segera mengeluarkan lava atau bak sang ibu yang akan melahirkan bayinya, tidak bisa ditunda, harus segera, maka lahirlah KAMMI sebagai sebuah wadah perjuangan reformasi yang ber-background Islam dengan segudang visi dan misi. Memang dunia ini berputar, tidak stagnan atau statis, pergerakan itu terjadi sekitar delapan tahun silam, sekarang bukanlah dahulu apakah pergerakan itu masih terpakai atau telah kadaluwarsa? Dirasakan atau tidak perjuangan dahulu dan sekarang telah berbeda dari perjuangan massa dan fisik menjadi perjuangan intelektualisme dan pencitraan berupa ide dan wacana. Begitu pula halnya dengan KAMMI yang telah bergeser atau mengganti strategi dalam melaksanakan amanah da’wahnya sebagai sebuah wajihah politik dan sosial. Namun, terkadang hal tersebut tak selamanya benar, artinya ada beberapa hal yang tetap harus dipertahankan dan tidak boleh berubah walau telah berganti zaman dan pemerintahan. Sebagai renungan marilah kita ingat bersama apa dan bagaimanakah paradigma KAMMI dan awalnya seperti dikemukakan oleh Mahfudz Sidiq dalam karyanya yang berjudul KAMMI dan Pergulatan Reformasi : 1. Gerakan Tauhid, yaitu eksistensi KAMMI yang seluruh aktivitas dan kiprahnya dalam perjuangan membangun masyarakat madani, meliputi; a). Gerakan pembebasan manusia dari berbagai bentuk penyembahan selain kepada Allah SWT, b). Pendeklarasian tata social masyarakat Islamiyah sebagai antitesa terhadap tata social jahiliyah matrealisme. 2. Gerakan Intelektual, yaitu peran-peran perubahan yang dijalankan KAMMI bersandarkan pada kekuatan aspek keilmuan dan intelektualisme, sehingga menjadi gerakan yang rasional dan selalu moderat. Hal ini meliputi; a). Pengembalian nilai saintifik Islam dengan melakukan interpretasi Islam secara kreatif, proporsional, dan kontekstual, b). Melakukan pengkajian Islam dari berbagai sudut pandang disiplin ilmu, dan c). Melakukan integrasi ilmu secara teoritis dalam system keislaman. 3. Gerakan social mandiri, yaitu keberadaan KAMMI harus menjadi bagian utuh dari masyarakat yang dirasakan manfaat kehadirannya secara langsung. Ini menyangkut komitmen terhadap solidaritas soaial dan pengabdian social yang meliputi; a). Memandirikan pembangunan jaringan dan pengelolaan potensi ekonomi umat, b). Memberikan pendidikan masyarakat, dan c). Melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat untuk merepresentasikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. 4. Gerakan politik ekstra parlementer, sebagai gerakan berbasis moral intelektual, KAMMI memposisikan dirinya sebagai kekuatan ekstra parlementer untuk berperan sebagai salah satu kekuatan control social terhadap kekuasaan. Akan tetapi, KAMMI juga membuka jalan untuk melakukan perubahan dalam system, dengan mentransformasikan kader-kader kepemimpinannya ke tengah-tengah masyarakat dan negara pada tahapan lanjutan perjuangannya. Sebagai gerakan politik ekstra parlementer, peran KAMMI meliputi; a). Mempengaruhi dan berupaya berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan public, b). Mengawasi dan memantau pelaksanaan kebijakan public, dan c). Memberikan penilaian dan advokasi terhadap pelaksanaan kebijakan public. Setelah reformasi bergulir maka dari ke-empat pergerakan tersebut apakah masih disandang oleh gerakan yang bernama KAMMI? Jangan-jangan KAMMI pasca reformasi telah kehilangan fungsi sebagai wajihah yang telah disebutkan di atas. Banyaknya kader-kader KAMMI yang inkonsisten terhadap amanahnya bisa saja disebabkan karena pembinaan yang kurang sempurna yang artinya KAMMI sebagai gerakan tarbiyah patut dipertanyakan. Kurang pekanya KAMMI terhadap masalah politik lokal seperti pembelaan akan masyarakat yang digusur paksa, dimana peran KAMMI yang hanya fokus pada politik pusat, maka KAMMI sebagai Gerakan politik ekstra parlementer patut dipertanyakan. Kurangnya minat kader-kader KAMMI dalam menggerakan penanya ke dalam kertas sebagai bentuk pergerakan intelektualismenya maka KAMMI sebagai Gerakan Intelektual harus direnungkan. Kesemuanya itu perlu perunungan,namun tak cukup merenung harus adanya perbaikan. Bukan perubahan yang malah menjadi stagnan pergerakan KAMMI, namun pergerakan dengan strategi yang terbaru dengan essensi dan semangat pergerakan yang dahulu, yang orisinal. Kembalilah seperti dahulu Kami mengenal KAMMI. Kuharap engkau masih seperti yang dahulu.


HIDUP MAHASISWA !!!!!!

HIDUP RAKYAT INDONESIA !!!!!

0 komentar:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP